Home » Kisah Islam » 8 Kerajaan Islam di Indonesia Lengkap Bagian 1

8 Kerajaan Islam di Indonesia Lengkap Bagian 1

Silahkan melihat semua artikel wawanislam disini


Wawanislam - Kerajaan Islam di Indonesia Bermunculan setelah melemahnya kerajaan kerajaan hindu budha di indonesi.Di pulau jawa di awalai dengan runtuhnya kerajaan majapahit kemudian berdirilah kerajaan Islam demak.Menyusul kemudian kerajaan mataram,kerajaan pajang,Kerajaan banten.

8 Kerajaan Islam di Indonesia Lengkap Bagian 1

Sedangkan di Sumatera telah terlebih dulu muncul kerajaan islam Samudra pasai dan kerajaan Aceh. Di bagian indonesia timur muncul kerajaan Islam ternate dan tidore serta kerajaan goa-tallo.

Tentu saja hal ini di awalai dengan penyebaran dan perkembangan sejarah islam di indonesia pada masa kerajaan kerajaan hindu budha. disini saya akan membagikan nama kerajaan islam di indonesia beserta nama rajanya dengan lengkap dan jelas, berikut peninggalan kerajaan islam di indonesia :

1.Kerajaan islam Pertama DI Indonesia Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Islam Samudra Pasai sudah ada sejak tahun 1128 masehi dengan nama Kerajaan Samudra karena letaknya di daerah samudra.. Di dirikan oleh Nasimuddin al-Kamil seorang Muslim dari Mesir. Kemudian pusat pemerintahan dipindah ke daerah Pasai,Itulah kenapa namanya menjadi Samudra Pasai.

Perkembangan selanjutnya kerajaan Islam pertama ini mengalami perubahan setelah dinasti Fatimah dikalahkan oleh dinasti Mamaluk. Dinasti Fatimah beraliran Syi’ah sedangkan dinasti Mamaluk beraliran Syafi’i. Kerajaan Samudra Pasai juga mengalami perubahan dari Islam Syi’ah menjadi Islam Syafi’i ketika kerajaan Samudra Pasai dipimpin oleh Sultan Malik al-Saleh pada tahun 1285 – 1297masehi
.
Setelah Sultan Malik al-Saleh, Kerajaan Samudra Pasai diperintah oleh Sultan Malik al-Zahir I 1297 – 1302 masehi . Dia sering mendapat sebutan Sultan Muhammad. Pada masa pemerintahannya, tidak banyak yang dilakukan. Kemudian takhta digantikan oleh Ahmad yang bergelar Al Malik az-Zahir II. Pada saat dia berkuasa Samudra Pasai dikunjungi oleh Ibnu Batutah, seorang utusan dari Delhi yang sedang mengadakan perjalanan ke Cina dan singgah di sana.

Menurut Ibnu Batutah, kerajaan Samudra Pasai memiliki armada dagang yang sangat kuat. Baginda sultan yang bermadzab Syafi’i sangat kuat imannya sehingga berusaha menjadikan Samudra Pasai sebagai pusat ajaran Islam yang bermadzab Syafi’i. Kerajaan Samudra Pasai merupakan pelabuhan penting yang banyak didatangi oleh para pedagang dari berbagai penjuru dunia, misalnya Gujarat dan Persia.

Pengaruh India dan Persia sangat besar di Kerajaan Islam samudra pasai. Pedagang Cina juga datang ke sana untuk memasarkan dagangannya. Barang dagangan utama adalah lada yang menjadi bahan ekspor kerajaan. Kerajaan Samudra Pasai memanfaatkan Selat Malaka yang menghubungkan Samudra Pasai – Arab – India dan Cina.

Kerajaan Samudra Pasai juga menyiapkan bandar-bandar dagang yang digunakan untuk menambah perbekalan untuk berlayar selanjutnya, mengurus masalah perkapalan, mengumpulkan barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri, dan menyimpan barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di nusantara . Waktu Itu Samudra Pasai menjadi pusat studi agama Islam dan tempat berkumpulnya ulama.

Kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran setelah berdirinya Kerajaan Malaka pada abad ke-15 masehi karena para pedagang Islam mulai memusatkan perdagangan mereka di Malaka.

2. Kerajaan Islam Di Indonesia Kerajaan Aceh
Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah, setelah berhasil melepaskan diri dari Kerajaan Pedir. Kerajaan Aceh kemudian diperintah oleh Sultan Alauddin Riayat Syah. Kerajaan Islam Aceh mencapai kebesaran pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Pada waktu itu banyak pedagang dari daerah lain yang datang ke kerajaan Aceh untuk membeli hasil buminya.

Kebudayaan kerajaan Aceh sangat maju di bidang arsitektur.Peninggalan kebudayaan pada masa sultan Iskandar Muda yaitu masjid Baiturrahman. Setelah sultan Iskandar Muda wafat digantikan oleh Sultan Iskandar Thani. Pemerintahan Aceh diatur dalam undang-undang yang disebut Adat Mahkota Alam. Berdasarkan tata pemerintahan tersebut, wilayah Aceh dibagi dalam wilayah sagi dan wilayah pusat kerajaan. Setiap sagi terdiri dari sejumlah mukmin dan dikepalai oleh panglima sagi yang disebut hulubalang besar. Sebagai negara Islam, Aceh disebut Serambi Mekah karena Aceh menjadi pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara

Untuk memperdalam Islam lebih dahulu belajar ke Aceh untuk mendapatkan dasar Islam yang kuat. Masyarakat Aceh dikelompokkan dalam golongan Teuku, yakni golongan masyarakat bangsawan, dan golongan Tengku, yakni golongan agama. Penghasilan Kerajaan Aceh didapat dari penarikan pajak dan cukai yang terdiri dari beberapa macam antara lain pajak pasar dan cukai intan.

Dalam bidang sastra, kerajaan Aceh banyak melahirkan tokoh-tokoh, antara lain Syamsuddin Pasai, Hamzah Fansyuri, Nuruddin ar-Raniri, dan Abdul al-Rauf. Nuruddin ar-Raniri mengarang Bustanus Salatin taman raja-raja dan adat istiadat Aceh serta ajaran Islam. Abdul al-Rauf dari Singkel Syeikh Kuala membuat tafsir Alquran dalam bahasa Melayu.

Ia menentang aliran heterodoks yaitu aliran yang berpendapat bahwa makhluk yang diciptakan sebagai penampilan dari penciptanya. Aliran yang dianutnya adalah aliran ortodoks, yakni Allah pencipta dan makhluk ciptaan-Nya tidak dapat mengetahui keadaan-Nya. Setelah wafatnya Sultan Iskandar Muda, tidak ada pengganti yang bijaksana sehingga menyebabkan kemunduran Aceh.

Selain itu, mundurnya perdagangan Aceh akibat Malaka jatuh ke tangan Portugis sehingga pedagang Islam beralih ke Demak yang juga menyebabkan kemunduran kerajaan IslamAceh.

3 Kerajaan Demak
Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yang berdiri pada abad ke-16 masehi berkat perjuangan dan usaha Pangeran Jinbun atau Raden Patah. Beberapa faktor yang menyebabkan kerajaan ini berkembang pesat adalah letaknya yang strategis serta terletak di tengah jalur perdagangan nasional yang menghubungkan antara barat dan timur.

Mundurnya Kerajaan Majapahit juga menjadi penyebab para pedagang Islam masuk ke Demak. Dari aspek politik, dapat kita ketahui bahwa Raden Patah adalah keturunan Brawijaya, penguasa Majapahit. Setelah Raden Patah diangkat sebagai Bupati Demak Bintoro pada tahun 1500 Masehi , ia bergelar Sultan Alam Akbar al-Fatah yang lebih dikenal dengan Raden Patah. Kemudian setelah menjadi raja, ia memajukan perdagangan dan agama Islam.

Kerajaan Islam Demak menjadi negara maritim yang banyak dikunjungi oleh pedagang Islam, terlebih setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511 di bawah Alvonso d’Albuquerque. Pada tahun 1518, ia digantikan oleh Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor. Pada masa pemerintahannya, ia melawan Portugis di Selat Malaka dengan 100 kapal, akan tetapi semua tidak berhasil.

Sepeninggal Pati Unus, kekuasaan dipegang oleh Sultan Trenggono 1521 – 1546 masehi. Pada masa pemerintahannya ia mengutus Fatahillah untuk menyerang Portugis di Selat Sunda 1527 masehi dan ternyata telah terjadi persetujuan “Henrique Leme” antara Portugis dan Pajajaran untuk mendirikan benteng Sunda Kelapa.

Usaha Fatahillah untuk menguasai Sunda Kelapa berhasil. Di sana ia mendirikan dua kerajaan, yaitu Kerajaan Banten dan Cirebon. Kerajaan Banten diberikan kepada Hasanudin puteranya dan Cirebon diperintah sendiri. Namun akhirnya, Fatahillah meninggalkan istana dan menjadi Sunan Gunung Jati.

Pada masa pemerintahan Sultan Trenggana, wilayah Demak meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur. Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan dengan teratur. Kehidupan sosial pada saat itu diatur dengan hukum-hukum yang berlaku dalam ajaran Islam. Akan tetapi norma-norma atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja.

Dengan demikian sistem kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak dapat dikatakan telah mendapat pengaruh Islam. Hasil-hasil budaya Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Hasil budayanya yang cukup terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri adalah masjid Demak. Masjid ini merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan yang bercorak Islam. Masjid Demak selain kaya dengan ukir-ukiran yang bercirikan Islam juga memiliki keistimewaan, karena salah satu tiangnya dibuat dari pecahan-pecahan kayu.

Selain masjid Demak, Sunan Kalijaga juga melakukan dasar-dasar perayaan sekaten. Perayaan itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat masyarakat agar masuk Islam. Sekaten ini kemudian menjadi tradisi atau kebudayaan yang terus terpelihara sampai sekarang. Pada masa akhir pemerintahan Sultan Trenggana terjadi perebutan takhta dengan Arya Penangsang serta Hadiwijaya yang membawa keruntuhan Kerajaan Demak.

4. Kerajaan Islam Di Indonesia Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang berdiri karena runtuhnya Kerajaan Demak pada tahun 1568 masehi . Pada mulanya, Arya Penangsang yang menguasai Demak berhasil dikalahkan oleh Jaka Tingkir. Oleh Jaka Tingkir, pusat Kerajaan Demak dipindahkan ke Pajang, sebelah barat kota Solo sekarang. Sejak saat itu, berakhirlah Kerajaan Demak dan berdirilah Kerajaan Pajang.

Demak pada saat itu, dijadikan wilayah kadipaten yang diserahkan kepada Arya Pangiri putra Sunan Prawoto. Pada waktu Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir memerintah Kerajaan Pajang, Ki Ageng Pemanahan diangkat menjadi bupati di Mataram sebagai balas jasa atas bantuannya mengalahkan Arya Penangsang. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat, jabatan bupati di Mataram diberikan kepada Sutawijaya, putra angkat Ki Ageng Pemanahan

Sepeninggal Sultan Hadiwijaya pada tahun 1582, takhta Pajang menjadi rebutan antara Pangeran Benawa putra Hadiwijaya dan Arya Pangiri menantu Hadiwijaya. Arya Pangiri merasa tidak puas dengan hanya menjabat sebagai adipati di Demak. Pangeran Benawa disingkirkan dan hanya dijadikan adipati di Jipang. Selama berkuasa 1582 – 1586, Arya Pangiri banyak melakukan tindakan yang meresahkan rakyat, sehingga menimbulkan berbagai perlawanan.

Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Pangeran Benawa untuk menghimpun kekuatan dan merebut kembali takhta Pajang. Dalam hal ini, Pangeran Benawa bekerja sama dengan Sutawijaya dari Mataram. Akhirnya, Arya Pangiri dapat dikalahkan dan disuruh kembali ke Demak. Setelah Pajang kembali ke tangannya, Pangeran Benawa justru menyerahkan kekuasaan Pajang kepada Sutawijaya.

Hal ini dilakukannya karena Pangeran Benawa merasa tidak mampu memimpin Pajang yang begitu luas. Sutawijaya kemudian memindahkan pusat pemerintahan dari Pajang ke Mataram 1586. Sejak saat itu, berdirilah Kerajaan Mataram dengan Sutawijaya sebagai rajanya. Adapun Pajang dijadikan kadipaten dan Pangeran Benawa sebagai adipatinya.

Lanjut : 8 Kerajaan Islam di Indonesia Lengkap Bagian 2
Title : 8 Kerajaan Islam di Indonesia Lengkap Bagian 1
Link: Wawan Islam
Notes: If you want copy my article, please link to us and press Ctrl + D to bookmark

New Article :

0 komentar:

Posting Komentar

Tolong beri komentar yang baik dan sopan